Senin, Februari 11, 2008

Pendidikan Makin Tinggi, makin gampang menganggur

Diambil dari harian kompas Sabtu 9 Pebruari 2008 hal 14

Fenomena ironis yang muncul di dunia pendidikan adalah semakin tinggi pendidikan seseorang, probabilitas atau kemungkinan dia menjadi penganggur pun akan semakin tinggi. Fenomena ini perlu mendapat perhatian serius dari dunia pendidikan dan industri.
Hal ini dikatakan pengamat pendidikan Darmaningtyas. Menurut dia, hal itu melahirkan paradoks: dunia usaha mengeluhkan sulit mendapat tenaga kerja, di sisi lain lulusan sekolah dan perguruan tinggi kesulitan mendapatkan pekerjaan.
"Terlebih ada kecenderungan, seakin tinggi tingkat pendidikan semakin besar keinginan mendapat pekerjaan yang aman. Mereka tak berani ambil pekerjaan beresiko seperti wiraswasta, trainer, atau penulis. Mereka memilih menganggur," ujarnya.
Terbatasnya daya serap tenaga kerja sektor formal di satu pihak, dan di pihak lain terjadi percepatan pertambahan tenaga terdidik, juga menyebabkan posisi tawar sarjana di Indonesia amat rendah. Posisi para pencari kerja lulusan perguruan tinggi berada pada posisi dilematis; diterima dengan gaji rendah atau menolak pekerjaan dengan resiko menganggur. Mereka yang realistis memilih bekerja dengan gaji rendah dariada idealis namun menganggur selamanya.
Darmaningtyas melakukan studi kasus pada iklan lowongan kerja di harian Kompas Minggu 6 Januari 2008, ada 405 lowongan pekerjaan, 4,19 % mensyaratkan indeks prestasi minimum, lainnya menekankan pada kemampuan kerja individu dan team, kemampuan berbahasa asing, terutama Inggris, kemampuan mengoperasikan program komputer, kemampuan berkomnikasi, dan pengalaman kerja.
"Itu justru tak diperoleh secara formal di bangku sekolah, sebaliknya didapat dari inisiatif dan kreativitas individu. Individu kreatif cenderung memiliki tingkat keberhasilan tinggi," ujarnya.
Lembaga pendidikan cenderung mengajarkan hafalan, kurang melihat konteks. Hal-ha seperti membangun jaringan, kreativitas, dan komunikasi kurang didapat dari sekolah.
Pengamat pendidikan Prof Winarno Surachmad menambahkan, jurang antara lulusan perguruan tinggi dan dunia kerja adalah isu lama. Dia melihat hal itu lebih disebabkan tak adanya link and match dunia pendidikan dan usaha. Pemberi pekerjaan (industri) pun tak terlalu hirau pada peningkatan sumber daya manusia bangsa secara umum.

baca juga di www.purdiechandra.net ulasan dari om Bob Sadino yang mengatakan "kalau mau kaya jangan pintar-pintar".

Tidak ada komentar: